Kamis, 21 Februari 2013

Open And Distance Learning/ Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)




Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
TEKNOLOGI PENDIDIKAN ISLAM

Dosen Pembimbing:
Prof. Dr. Yatim Riyanto, M.Pd
Dr. As’aril Muhajir, M.Ag
Dr. Abd. Aziz, M.Pd.I


 


Disusun oleh :
ASMAUL CHUSNA
NIM. 2841114010
Kelas A


PROGRAM PASCA SARJANA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) TULUNGAGUNG
Februari, 2013


DAFTAR ISI
Halaman Judul

Daftar isi ………………………………………………………………..
ii
A.    Pendahuluan ……………………………………………………….
1
B.     Pembahasan ………………………………………………………
2
1.      Pengertian Open and Distance Learning ……………………….
2
2.      Kelebihan dan Kekurangan Open and Distance Learning ……..
3
3.      Faktor Penting Keberhasilan Pembelajaran Jarak Jauh ……..
5
4.      Media Yang Digunakan Dalam Pembelajaran Jarak Jauh ….
6
5.      Pemanfaatan Internet Dalam Pembelajaran Jarak Jauh ………..
6
6.      Manfaat Pembelajaran Terbuka Dan Jarak Jauh ……………….
9
C.     Pengembangan Pendidikan Islam ………………………………
8
D.    Kesimpulan ………………………………………………………
13
Daftar Rujukan …………………………………………………………
14





KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT karena hanya atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulisan makalah ini dapat terselesaikan dan sampai di hadapan para pembaca yang berbahagia.
            Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita ke dunia yang penuh dengan kedamaian.
            Dengan terselesaikannya pembuatan makalah ini penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1.      Dr. Maftukhin, M.Ag, selaku Ketua STAIN Tulungagung
2.     Prof.Dr. As’aril Muhajir, M.Ag, selaku dosen Pembimbing Mata kuliah “Tehnologi Pendidikan Islam”.
3.     Semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu-persatu disini yang telah ikut berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.
Sebagaimana pepatah yang menyatakan tiada gading yang tak retak, maka penulisan makalah inipun tentunya banyak dijumpai kekurangan dan kelemahannya. Untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya dan mengharap tegur sapa serta saran-saran guna penyempurnaan, agar kekurangan dan kelemahan  yang ada tidak sampai mengurangi nilai dan manfaat bagi pengembangan studi Islam pada umumnya Semoga kiranya makalah yang banyak kelemahan ini membawa manfaat yang besar dan memberikan sumbangan yang berarti bagi pengembangan pendidikan Islam pada masa sekarang dan yang akan datang.

.                                                                                 Tulungagung,   Februari  2013
                                                                                               Penulis



A.    PENDAHULUAN
Kualitas sumber daya manusia yang tangguh, unggul, kreatif dan berdaya saing tinggi merupakan aset yang sangat penting bagi kehidupan. Perbedaan kualitas sumber daya manusia antara seseorang, kelompok usaha atau suatu bangsa dengan bangsa lain menyebabkan perbedaan dalam penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan. Hal ini menyebabkan perbedaan dalam penguasaan bidang ekonomi, politik, sosial, pertahanan dan keamanan. Bangsa yang mempunyai kualitas SDM tinggi akan berada di garda depan dan dapat memimpin dunia ini. Sebaliknya, mereka yang mempunyai kualitas SDM rendah akan tertinggal, ditinggalkan dan terpinggirkan di arena percaturan kehidupan dunia. Mereka yang mempunyai kualitas SDM unggul akan menjadi penentu bagi jalannya kehidupan ekonomi, politik dan militer.
Pendidikan adalah salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas SDM. Karena itu, kualitas pendidikan pada semua jenjang dan jenis harus ditingkatkan. Kendati keadaan perekonomian kita saat ini sedang dilanda krisis dan resesi, tetapi sektor pendidikan harus tetap mendapat prioritas. Sebab kalau tidak kualitas SDM semakin terpuruk, yang pada gilirannya membuat bangsa kita semakin tertinggal.
Untuk mengenyam pendidikan, terutama jenjang pendidikan menengah dan tinggi tidak selalu harus pergi ke sekolah atau kampus, yang berdaya tampung sangat terbatas. Seiring dengan kemajuan teknologi komunikasi dan pemanfaatan jaringan internet, dimungkinkan untuk bisa memperoleh pendidikan jarak jauh. Apalagi Indonesia merupakan negara yang terdiri atas beribu-ribu pulau dengan jumlah populasi penduduk yang sangat banyak, sangat tepat untuk menjalankan pendidikan jarak jauh agar memperluas kesempatan masyarakat dalam memperoleh pendidikan. Berlatar dari hal tersebut dalam tulisan ini akan dibahas secara singkat mengenai open and distance learning/pembelajaran jarak jauh.


A.    PEMBAHASAN
1.      Pengertian Open and Distance Learning/Pembelajaran jarak jauh
Open and distance learning/Pembelajaran jarak jauh (juga disebut juga pendidikan jarak jauh) merupakan pelatihan yang diberikan kepada peserta atau siswa yang tidak berkumpul bersama di satu tempat secara rutin untuk menerima pelajaran secara langsung dari instruktur. Bahan-bahan dan instruksi-instruksi detail yang bersifat khusus dikirimkan atau disediakan untuk para peserta yang selanjutnya melaksanakan tugas-tugas yang akan dievaluasi oleh instruktur. Dalam kenyataannya dapat dimungkinkan instruktur dan peserta tersebut terpisah tidak hanya secara geografis namun juga waktu.[1]
Pendidikan jarak jauh didasarkan pada dasar pemikiran bahwa murid adalah pusat proses pembelajaran, bertanggung jawab terhadap pembelajaran mereka sendiri, dan berusaha sendiri di tempat mereka sendiri. Hal ini adalah merupakan kepemilikan dan otonomi[2]
Pembelajaran jarak jauh adalah proses transfer pengetahuan untuk pelajar (siswa) yang dipisahkan dari instruktur (guru) dengan waktu dan/atau jarak fisik sehingga membuat penggunaan komponen teknologi, seperti video, internet, CD, kaset, dan bentuk teknologi lainnya untuk mencapai pembelajaran. “Pembelajaran jarak jauh” dan “pendidikan jarak jauh” adalah istilah yang digunakan dalam pendidikan dan teknologi pembelajaran.[3]
Pembelajaran jarak jauh memungkinkan para peserta mengambil kelas kapanpun dan dimanapun. Hal ini memungkinkan mereka untuk menyesuaikan pendidikan dan pelatihannya dengan tanggung jawab dan komitmen-komitmen lainnya, seperti keluarga dan pekerjaan. Ini juga memberi kesempatan kepada para peserta yang mungkin tidak dapat  belajar karena keterbatasan waktu, jarak atau dana untuk ikut serta. Dan juga memungkinkan subyek-subyek yang dianggap tidak begitu umum diajarkan tersedia bagi lebih banyak peserta.
Pembelajaran jarak jauh dapat sangat efektif, khususnya bagi para peserta yang lebih dewasa dan memiliki motivasi kuat untuk mengejar sukses dan senang diberi kepercayaan melakukan proses belajar secara mandiri. Namun demikian, kesuksesan paket Pembelajaran Jarak Jauh, yang meninggalkan ketaatan pada jadwal seperti pada proses pembelajaran tatap muka, bukanlah merupakan suatu pilihan yang mudah baik bagi instruktur maupun peserta didik.

2.      Kelebihan dan Kekurangan Open and distance learning/Pembelajaran jarak jauh:[4]
Kelebihan
Kekurangan
·         Logistik yang mudah — yang dibutuhkan adalah komunikasi yang baik
·         Mengurangi pengeluaran tambahan, seperti untuk ruang kelas dan staf pengajar
·         Peserta didik dapat mengontrol kapan mereka belajar dan pada tahapan apa
·         Pembelajaran jarak jauh dapat lebih dimungkinkan karena peserta didik dapat menyesuaikan pelajarannya sambil bekerja
·         Memberikan kesempatan yang luas dalam rangka pelayanan terhadap perbedaan individual peserta didik. Mereka bisa belajar sesuai kemampuan masing-masing
·         Bahan belajar sudah dipersiapkan dalam bentuk modul oleh pengelola
·         Memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk belajar mandiri dan secara aktif, sehingga mereka lebih dalam pemahamannya melalui kegiatan internal, diskusi dan pemantapan mandiri
·         Lebih efisien dan ekonomis, karena waktu belajar dapat disesuaikan dengan ketersediaan waktu masing-masing peserta didik
·    keakuratan dan kekinian materi pembelajaran. Mengingat, materi pembelajaran disimpan dalam komputer, berarti materi itu mudah diperbarui sesuai dengan perkembangan iptek. Kaum pembelajar dapat menanyakan hal-hal yang kurang dipahami secara langsung kepada pengajar, sehingga keakuratan jawaban dapat terjamin.
·    pembelajar jarak jauh ini dapat dilaksanakan secara interaktif, sehingga menarik perhatian pembelajar.
·         Tingginya kemungkinan gangguan belajar. Karena sifat cara pendidikan jarak jauh ini merupakan belajar mandiri, sehingga kemungkinan terjadi gangguan selama belajar sangat mungkin, hal ini bergantung pada motivasi masing-masing pembelajar. Demikian pula dengan kemungkinan terhentinya program pembelajaran.
·         Dukungan administratif untuk proses pembelajaran jarak jauh dibutuhkan untuk melayani jumlah peserta didik yang mungkin sangat banyak
·         Beberapa peserta merasa terasing karena jarak
·         Kurangnya struktur dan kebutuhan akan motivasi/inisiatif yang tinggi dapat merupakan tantangan (masalah) bagi para peserta
·         Persiapan dan perencanaan program memerlukan waktu dan pembiayaan yang cukup banyak
·         Peserta didik tidak dapat berinteraksi dan berkomunikasi langsung dengan pengajar, seperti meminta penjelasan yang kurang dimengerti
·         Modul disusun secara terpusat sehingga besar kemungkinan bahan yang disajikan kurang relevan dengan kebutuhan peserta didik. Seperti bahasa yang sulit dipahami, kurang jelas dalam mengilustrasikan, dan sebagainya.
·            Bisa saja terjadi kesalahan visi dan persepsi terhadap tujuan yang ditentukan. Si pembelajar merasa bahwa dia telah mencapai tujuan pembelajaran; sedangkan pengajar/fasilitator masih menganggap belum tercapai sepenuhnya. Tetapi, kesalahan visi dan persepsi ini dapat ditanggulangi, karena setiap akhir paket pembelajaran diadakan evaluasi dan refleksi.


3.      Faktor Penting Keberhasilan Pembelajaran Jarak Jauh
     Terdapat beberapa faktor penting keberhasilan pembelajaran jarak jauh:[5]
a.. Instruktur harus semangat dan konsisten (committed)
b.  Tim harus melibatkan dukungan administratif yang baik, tergantung pada jenis bahan dan metode-metode penyampaian yang dipergunakan, serta staf perancangan dan pembuatan yang baik
c.  Bahan-bahan pengajaran harus direncanakan dengan baik sehingga mereka dapat diuji dan selalu tersedia. Sebagian besar pekerjaan dilakukan sebelum bahan-bahan tersebut diterima oleh para peserta
d.  Harus ada fasilitasi dan dorongan terhadap interaksi peserta baik dengan instruktur maupun dengan para peserta sendiri
e.  Pelatih harus tetap berkomunikasi secara rutin dengan semua peserta didik
f.  Kemampuan untuk menggunakan setiap teknologi yang digunakan merupakan keharusan. Harus diujikan dan dijelaskan kepada para peserta sepenuhnya sehingga mereka mereka mengenali dengan baik dan merasa nyaman dengannya
g.  Masalah-masalah komunikasi dan teknis harus diselesaikan begitu muncul
h.  Instruktur perlu menggunakan berbagai metode interaksi dan feedback (misalnya komunikasi satu per satu conference calls, snail-mails, e-mail, video dan komunikasi tatap muka dengan menggunakan komputer (computer conferencing)
i.   Para peserta dapat menyimpan buku hariannya mengenai pandangan-pandangan mereka terhadap kemajuan dan isi dari kursus tersebut dan selanjutnya mengirimkan atau menyampaikan secara berkala
j. Sangat penting untuk dapat melakukan kursus langsung tatap muka paling tidak satu kali, yang akan lebih baik bila dilakukan diawal dalam rangka membantu para peserta terbiasa dengan rutinitas pembelajaran jarak jauh dan untuk memberikan beberapa arahan mengenai teknik-teknik belajar

4.      Media Yang Digunakan Dalam Pembelajaran Jarak Jauh
Adapun media-media yang digunakan dalam pembelajaran jarak jauh adalah sebagai berikut:
1.      Media Cetak,, contohnya: buku panduan belajar, pamflet, brosur, peta
2.      Siaran Radio
3.      Telekonference Audio
4.      Siaran Televisi
5.      Media pribadi/personal, contohnya: Video/VCD, audio kaset
6.      Komputer/Internet

5.      Pemanfaatan Internet Dalam Pembelajaran Jarak Jauh
    Dapat dilakukan dalam beberapa cara, antara lain adalah sebagai berikut:[6]
a. Chatting (dialog elektronik): tutor dan satu atau lebih peserta didik dapat secara bersamaan berdialog menggunakan teks atau suara melalui internet. Melalui chatting, proses telekomunikasi berlangsung secara bersamaan (sinchronous) dan umpan balik tidak tertunda.  Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
1.  Baik tutor atau peserta didik memiliki alamat e-mail masing-masing.
2. Tutor atau peserta didik telah mendapat pelatihan cara berdialog secara elektronik (chatting)
3. Tutor dan peserta didik memanfaatkan salah satu operator internet yang menyediakan fasilitas chatting (misal http:www.yahoo.com).
4.  Tutor dan peserta didik menentukan jadwal kapan chatting melalui operator internet tersebut dapat dilakukan.
5. Selanjutnya Tutor dan peserta didik dapat berdiskusi berkaitan dengan topik yang telah disepakati mereka secara bersama.
b. Electronic Mail (e-Mail); tutor dan peserta didik dapat saling berikirim surat secara elektronik melalui e-mail. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam berkoresponden secara elektronik adalah sebagai berikut:
1. Baik tutor atau peserta didik memiliki alamat e-mail masing-masing.
2.Tutor atau peserta didik telah mendapat pelatihan cara berkoresponden secara elektronik (e-mail).
3. Peserta didik bertanya kepada tutor dengan cara mengirim e-mail ke alamat tutornya untuk mendapatkan umpan balik.
4. Tutor memberikan tugas/pertanyaan dengan cara mengilim e-mail ke alamat peserta didiknya untuk dijawab/dikerjakan.
5.  Peserta didik dan peserta didik lain saling bertukar informasi, ide dan lain-lain dengan cara saling berkirim e-mail.
c.  Mailing List (Millist); Mailing list adalah perpanjangan penerapan e-mail. melalui mailinglist satu surat elektronik dapat ditujukan kepada beberapa alamat e-mail yang telah terdaftar di mailinglist tersebut sekaligus. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Baik tutor atau peserta didik memiliki alamat e-mail masing-masing.
2. Tutor atau peserta didik telah mendapat pelatihan cara berkoresponden kelompok (mailing list).
3. Tutor membuat suatu alamat millist dan memasukan semua alamat e-mail peserta didiknya kedalam millist tersebut.
4.Tutor dapat mengirim informasi atau melontarkan masalah untuk didiskusikan melalui millist tersebut sehingga secara bersamaan semua peserta didik yang terdaftar dalam millist tersebut dapat menerima informasi yang sama.
5.Begitu pula sebaliknya, peserta didik dapat mengirim informasi atau melontarkan masalah untuk didiskusikan melalui millist tersebut sehingga secara bersamaan semua anggota millist dapat memperoleh informasi yang sama.

6.      Manfaat pembelajaran terbuka dan jarak jauh
Sementara manfaat yang telah dapat dirasakan dibidang teknis, sosial dan ekonomi, metode pembelajaran terbuka dan jarak jauh juga memiliki manfaat secara pedagogis diantaranya:
1.     Bagi pelajar,pembelajaran terbuka dan jarak jauh berarti lebih banyak kesempatan untuk mengakses informasi dengan demikian kesempatan untuk belajar dan kualifikasi terbuka lebih luas,hambatan yang teratasi dengan metode belajar terbuka dan jarak jauh tidak hanya mencakup geografis/jarak, tetapi juga membebaskan dari kendala pribadi, hambatan budaya dan sosial serta kurangnya infrastruktur pendidikan;
2.    Bagi mahasiswa,sering dijadikan sebagai alternatif yang lebih murah apabila dibandingkan dengan program konvensional,hal itu disebabkan banyak orang yang tidak bisa meninggalkan pekerjaan mereka dalam rangka untuk belajar, pada pendidikan terbuka dan jarak jauh pelatihan dapat dikombinasikan dengan kerja,mungkin bisa dianggap sebagai  pendekatan yang lebih berpusat pada pelajar, dengan tingkat fleksibilitas yang lebih besar dengan berbagai pilihan secara pribadi maupun organisasi dari program pembelajaran;
3.    Bagi pengusaha,pembelajaran terbuka dan jarak jauh dipandang  menawarkan metode pengorganisasian pembelajaran dan pengembangan profesional di tempat kerja, yang sering dirasa lebih fleksibel dan menghemat biaya perjalanan,menempatkan antara perusahaan dan karyawan sebagai  coinvestment (Uang dan waktu) dalam mengejar tujuan bersama, berdasarkan nilai-nilai dan budaya, Hal ini meningkatkan produktivitas yang mendukung pengembangan komunikasi yang terkait dengan pekerjaan dan keterampilan,dengan terpenuhinya jumlah karyawan yang terlatih melalui pembelajaran terbuka dan jarak jauh sehingga efektif  biaya;
4.   Bagi para majikan,meningkatkan ketersediaan karyawan yang mengikuti program pelatihan,keuntungan ini juga untuk peserta dan pengusaha sehingga dirasa penting dari perspektif pemerintah,sebenarnya secara tradisional pemerintah telah memperkenalkan penyediaan pendidikan terbuka dan jarak jauh dalam rangka membuka kesempatan untuk mengakses pendidikan dan pelatihan,memberikan kesempatan untuk pembaruan, pelatihan dan pengayaan secara pribadi untuk meningkatkan efektivitas biaya dan sumber daya pendidikan,meningkatkan kualitas dan memantapkan kapasitas berbagai struktur pendidikan yang ada.
Dalam dua puluh tahun terakhir pembelajaran terbuka dan jarak jauh  telah mendapatkan pengakuan terkait manfaatnya, adapun beberapa manfaatnya adalah:
1.      Menyeimbangkan ketimpangan antar kelompok usia;
2.      Memperluas akses pendidikan tanpa batasan geografis;
3.      Memberikan kampanye pendidikan kepada penonton dalam jumlah yang besar;
4.      Memberikan pelatihan dengan cepat dan efisien bagi kelompok sasaran;
5.      Memperluas kapasitas pendidikan dan multidisiplin kepada subjek didaerah;
6.      Menawarkan kombinasi pendidikan dengan pekerjaan dan kehidupan keluarga;
7.      Mengembangkan kompetensi kependidikan yang terus-menerus;
8.      Meningkatkan pengalaman kependidikan tingkat internasional;
9.      Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan yang ada.


B.     PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM
Internet sebagai sebuah jaringan universal, dengan berbagai aplikasi yang berjalan di atasnya, memungkinkan untuk penyelenggaraan pendidikan berbasis e-learning, sehingga dengan demikian akan membuka peluang bagi lembaga pendidikan untuk memperluas kesempatan belajar bagi siapapun yang memenuhi persyaratan. Dengan menerapkan konsep dasar domain teknologi pengajaran (domain of instructional technology), maka e-Learning merupakan suatu peluang dan tantangan bagi lembaga pendidikan untuk mulai mengimplementasi Information Technology (IT)-Based education.
Dalam rangka untuk memperluas kesempatan belajar tersebut, Departemen Pendidikan Nasional, melalui beberapa kebijakan telah melahirkan program-program pendidikan berbasis IT, seperti hadirnya Jaringan Pendidikan Nasional (Jardiknas), INHERENT (Indonesia Higher Education Network), dan beberapa program hibah TIK lainnya, disamping model pendidikan jarak jauh yang telah eksis seperti Universitas Terbuka (UT).[7]
UT (Universitas Terbuka) menerapkan sistem belajar jarak jauh dan terbuka. Istilah jarak jauh berarti pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka, melainkan menggunakan media, baik media cetak (modul) maupun non-cetak (audio/video, computer/internet, siaran radio dan televisi). Makna terbuka adalah tidak ada pembatasan usia, tahun ijazah, masa belajar, waktu registrasi, dan frekuensi mengikuti ujian. Batasan yang ada hanyalah bahwa setiap mahasiswa UT harus sudah menamatkan jenjang pendidikan menengah atas (SMA atau yang sederajat). Dengan demikian, Pendidikan jarak jauh didasarkan pada dasar pemikiran bahwa murid adalah pusat proses pembelajaran, bertanggung jawab terhadap pembelajaran mereka sendiri, dan berusaha sendiri di tempat mereka sendiri.[8]
Mahasiswa UT diharapkan dapat belajar secara mandiri. Cara belajar mandiri menghendaki mahasiswa untuk belajar atas prakarsa atau inisiatif sendiri. Belajar mandiri dapat dilakukan secara sendiri ataupun berkelompok, baik dalam kelompok belajar maupun dalam kelompok tutorial. UT menyediakan bahan ajar yang dibuat khusus untuk dapat dipelajari secara mandiri. Selain menggunakan bahan ajar yang disediakan oleh UT, mahasiswa juga dapat mengambil inisiatif untuk memanfaatkan perpustakaan, mengikuti tutorial baik secara tatap muka maupun melalui internet, radio, dan televisi, serta menggunakan sumber belajar lain seperti bahan ajar berbantuan komputer dan program audio/video. Apabila mengalami kesulitan belajar, mahasiswa dapat meminta informasi tentang bantuan belajar kepada Unit Program Belajar Jarak Jauh Universitas Terbuka (UPBJJ-UT) setempat.
Belajar mandiri dalam banyak hal ditentukan oleh kemampuan belajar secara efektif. Kemampuan belajar bergantung pada kecepatan membaca dan kemampuan memahami isi bacaan. Untuk dapat belajar mandiri secara efektif, mahasiswa UT dituntut memiliki disiplin diri, inisiatif, dan motivasi belajar yang kuat. Mahasiswa juga dituntut untuk dapat mengatur waktunya dengan efisien, sehingga dapat belajar secara teratur berdasarkan jadwal belajar yang ditentukan sendiri. Oleh karena itu, agar dapat berhasil belajar di UT, calon mahasiswa harus siap untuk belajar secara mandiri.[9]
Sasaran dari Millennium Development Goal (MDG) di antaranya mengurangi kemiskinan, meraih pendidikan dasar yang universal, mempromosikan kesetaraan jender dan memberdayakan perempuan yang seluruhnya harus dicapai pada tahun 2015. Sebagai konsekwensi, Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang perlu bekerja keras untuk meningkatkan akses pendidikan kepada masyarakat dan memperbaiki mutu pendidikan. Di samping itu, Indonesia telah mengambil bagian dalam Dakar Framework for Action pada tahun 2000 untuk memperingati 10 tahun Education for All (EFA), terutama sekali dalam meningkatkan akses pendidikan kepada mereka yang memiliki keterbatasan fasilitas karena kemiskinan
Meskipun demikian, kondisi pendidikan adalah Indonesia masih memprihatinkan untuk secara penuh mencapai kedua sasaran MDG dan EFA. Sebanyak 686574 (16,89%) mereka yang lulus dari SD/MI tidak bisa  melanjutkan ke jenjang SMP;/MTs;  738,314 (24,88%) dari mereka yang lulus dari SMP/MTs tidak bisa melanjutkan ke jenjang SMA/MA;  846,449 (46,55%) yang lulus dari SMA/MA tidak bisa melanjutkan ke jenjang universitas. Sebanyak 799490 (2,75%) drop out dari SD/MI; 239074 (2,49%) drop out dari SMP/MTs; dan 177403 (2,90%) drop out dari SMA/MA (Depdiknas, 2005). Di samping itu, indeks pembangunan manusia (HDI) hanya membaik sebanyak 1-1,5% setiap tahun, misalnya dari 65% (2002) menjadi  68,7% (2004); dari 68,7% (2004) menjadi 69,6% (2005) (BPS, 2005).Situasi ini menunjukkan bahwa model pendidikan konvensional masih belum cukup untuk membantu meningkatan akses pendidikan dan memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia.[10]
Sebagai konsekwensi, Indonesia perlu menemukan suatu cara yang kreatif untuk memecahkan masalah ini. Salah satu dari alternatif-alternatif adalah dengan menerapkan pendidikan jarak jauh sebagaimana yang sudah dipelopori oleh Universitas Terbuka, hanya sekarang dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (ICT), terutama sekali ditujukan pada pesantren dan masyarakat di lingkungan mereka. Pesantren dipilih karena merupakan pendidikan berbasis masyarakat dengan jumlah mencapai lebih dari  5.000 di seluruh Indonesia (UNICEF, 2006). Institusi pendidikan ini mempunyai peran yang strategis untuk membantu melebarkan akses pendidikan dan memperbaiki mutu pendidikan. Pesantren dapat membantu mendorong pendidikan formal untuk membuatnya lebih responsif dan dan akuntabel kepada masyarakat dengan penekanan dimuatan dan ketrampilan-ketrampilan lokal, mendorong keikutsertaan masyarakat dalam mendukung pendidikan wajib dan untuk menunjukkan kepada masyarakat resiko putus sekolah bagi anak-anak.
Program ini juga sejalan dengan program Jardiknas (Jejaring Pendidikan Nasional) yang diluncurkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada bulan Maret 2007. Jaringan berbasis internet ini ditujukan untuk menghubungkan 533 pusat di 33 provinsi, 441 kota/kabupaten, dan lebih 3.600 sekolah menengah atas, lebih dari 84 universitas, dan 61 kantor pendidikan di seluruh negeri. Hingga sekarang, jaringan Internet dan Intranet telah dikembangkan di 10 provinsi di Jawa, Sumatra Barat, Kalimantan Selatan, Bali dan Sumatra Selatan. Jaringan sudah diinstall di 25% dari seluruh SMA/SMK/Madrasah Aliyah di seluruh Indonesia. Pada jenjang universitas, jaringan tertentu sudah dibangun dengan nama Inherent (Indonesan Higher Education Network). Spektrum permasalahan yang luas mulai dari pendidik dan peserta didik, rehabilitasi sekolah, hingga kondisi geografis memang telah mendorong  pengembangan jaringan berbasis ICT.
Indonesia merupakan negara dengan penduduk keempat terbesar di dunia  dengan 247 juta jiwa dan dengan keaneka ragaman etnis, geografi, bahasa-bahasa lokal dengan 17 ribu pulau. Kondisi ini telah membuka jalan bagi satu pertukaran dan deliveri pengetahuan, perspektif dan pengalaman dengan memanfaatkan ICT. Karena itu, Pendidikan Jarak Jauh Untuk Transformasi Masyarakat Islam Melalui Pesantren akan membantu melebarkan lingkup Jardiknas pemerintah. Pesantren yang mengambil bagian dalam proyek percobaan ini adalah
    PP Hasyim Asy'ari di Jepara (Jawa Tengah),
    PP Raudhatul Falah di Rembang (Jawa Tengah),
    PP Al Kinaniyah di  Jakarta Timur (DKI Jakarta),
    PP Annizamiyyah di Pandeglang (Banten),
    PP Miftahulhuda Al Musri' di Cianjur (Jawa Barat)
    PP Al Mizan di Majalengka (Jawa Barat),
    PP Nurul Jadid di Probolinggo (Jawa Timur)
    PP Nurul Islam di Jember (Jawa Timur).
Sebagian dari pesantren ini dipilih karena angka kemiskinan yang tinggi, angka partisipasi sekolah  yang rendah, indeks pembangunan manusia yang rendah; dan sebagian juga karena faktor jaringan yang sudah terbentuk antara International Center for Islam and Pluralism (ICIP dan Ford Foundation.
Untuk mewujudkan program ini, bagaimanapun, sedikitnya ada empat tantangan yang harus dihadapi.
    Pertama, pada umumnya pendidikan Indonesia secara tradisional berbentuk interaksi tatap muka. Dengan demikian, pengenalan tentang proyek pendidikan jarak jauh berbasis teknologi menuntut suatu perubahan dari pola pembelajaran yang serba ketergantungan menjadi lebih mandiri.
    Kedua, motivasi untuk belajar dengan menggunakan fasilitas modern untuk belajar dirasa masih rendah di beberapa komunitas terutama sekali di daerah yang miskin di mana anak-anak masih perlu bekerja di kebun untuk membantu orang tua memenuhi kebutuhan dasar mereka.
    Ketiga, banyak pesantren di Indonesia yang belum terbiasa dengan teknologi informasi yang digunakan di dalam program ini karena tidak adanya keterampilan-keterampilan dan pengetahuan untuk memanfaatkannya.
    Keempat, proyek perlu mendesain suatu model dari kerangka program seperti kurikulum, modul dan metodologi pembelajaran yang paling relevan kepada kebutuhan-kebutuhan lokal dan membangkitkan semangat yang tinggi untuk mempromosikan kesadaran pentingnya pendidikan. Pada setiap pesantren, kebutuhan dari masyarakat bervariasi. Oleh karena itu, implementasi dari  program ini boleh jadi diterapkan di setiap pesantren secara berbeda-beda. Program ini perlu mengembangkan suatu kurikulum yang dapat menghasilkan pengetahuan dan ketrampilan-ketrampilan tertentu seperti akuntansi dan manajemen dalam satu pesantren, yang mungkin tidak diperlukan di pesantren yang lain.

C.    KESIMPULAN
Seiring perkembangan kemajuan zaman dan tuntutan kebutuhan itu maka perlu mengembangkan sistem pendidikan yang lebih terbuka, lebih luwes, dan dapat diakses oleh siapa saja yang memerlukan tanpa memandang usia, jender, lokasi, kondisi sosial ekonomi, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya. sistem tersebut juga mampu meningkatkan mutu pendidikan secara merata. Sistem pendidikan tersebut adalah sistem pendidikan terbuka atau sistem belajar jarak jauh, yang merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional. Sistem belajar jarak jauh adalah suatu model pembelajaran yang tidak terikat oleh segala peraturan yang mengikat seperti pada pendidikan konvensional.
Sistem pembelajaran jarak jauh ini merupakan suatu perubahan besar dalam dunia pendidikan. Perkembangan komputer dan media komunikasi telah menghapus batasan ruang dan waktu yang ada. Terobosan ini membuat kita dapat mendapatkan ilmu pengetahuan dimanapun dan kapanpun
Pembelajaran jarak jauh dapat sangat efektif, khususnya bagi para peserta yang lebih dewasa dan memiliki motivasi kuat untuk mengejar sukses dan senang diberi kepercayaan melakukan proses belajar secara mandiri. Namun demikian, kesuksesan paket Pembelajaran Jarak Jauh, yang meninggalkan ketaatan pada jadwal seperti pada proses pembelajaran tatap muka, bukanlah merupakan suatu pilihan yang mudah baik bagi instruktur maupun peserta didik.




Daftar Rujukan

Bates, A.W. Technology, open learning, and distance education. New York: Routledge,1995.

_______, Open and Distance Learning: Trend, Policy, and Strategy Considerations. Paris: UNESCO, 2002

Munir. Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis TIK. Bandung: Alfabeta

Suryo, Roy. Information Technology ang Communication Technology for Open and Distance Learning. Jakarta: Pustekom-SEAMOLEC, 2001

Sudjana, D. Strategi Pembelajaran. Bandung : Falah Production, 2000.

http://www.ica-sae.org/trainer/indonesian/p11.htm, online, diakses 1 Oktober 2012

http://www.studygs.net/indon/disted.htm, online, diakses 1 Oktober 2012



http://www.ica-sae.org/trainer/indonesian/p11.htm, online, diakses 1 Oktober 2012



http://www.ut.ac.id/tentang-ut.html, online, diakses 1 Oktober 2012





[2] http://www.studygs.net/indon/disted.htm, online, diakses 1 Oktober 2012

[9] http://www.ut.ac.id/tentang-ut.html, online, diakses 1 Oktober 2012






Read more »»