Disusun untuk
Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
“TEKNOLOGI
PENDIDIKAN ISLAM”
Dosen
Pembimbing:
Prof.
Dr. Yatim Riyanto, M.Pd
Dr.
As’aril Muhajir, M.Ag
Dr.
Abd. Aziz, M.Pd.I
Disusun oleh
:
ASMAUL CHUSNA
NIM. 2841114010
Kelas A
PROGRAM PASCA SARJANA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) TULUNGAGUNG
Februari, 2013
DAFTAR ISI
Halaman
Judul
|
|
Daftar
isi ………………………………………………………………..
|
ii
|
A.
Pendahuluan
……………………………………………………….
|
1
|
B.
Pembahasan
………………………………………………………
|
2
|
1.
Pengertian Open and Distance Learning
……………………….
|
2
|
2.
Kelebihan dan Kekurangan Open and Distance
Learning ……..
|
3
|
3.
Faktor Penting Keberhasilan Pembelajaran Jarak
Jauh ……..
|
5
|
4.
Media Yang Digunakan Dalam Pembelajaran Jarak Jauh
….
|
6
|
5.
Pemanfaatan Internet Dalam Pembelajaran Jarak Jauh
………..
|
6
|
6.
Manfaat Pembelajaran Terbuka Dan Jarak Jauh
……………….
|
9
|
C.
Pengembangan Pendidikan Islam
………………………………
|
8
|
D.
Kesimpulan ………………………………………………………
|
13
|
Daftar
Rujukan …………………………………………………………
|
14
|
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur
kehadirat Allah SWT karena hanya atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya penulisan makalah ini dapat terselesaikan dan sampai di hadapan
para pembaca yang berbahagia.
Sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita ke dunia yang
penuh dengan kedamaian.
Dengan terselesaikannya pembuatan makalah ini penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Dr. Maftukhin, M.Ag, selaku Ketua
STAIN Tulungagung
2. Prof.Dr.
As’aril Muhajir, M.Ag, selaku
dosen Pembimbing Mata kuliah “Tehnologi Pendidikan Islam”.
3. Semua pihak yang tidak bisa
kami sebutkan satu-persatu disini yang telah ikut berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.
Sebagaimana pepatah yang menyatakan tiada gading yang tak
retak, maka penulisan makalah inipun tentunya banyak dijumpai kekurangan
dan kelemahannya. Untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya dan mengharap
tegur sapa serta saran-saran guna penyempurnaan, agar kekurangan dan kelemahan yang ada
tidak sampai mengurangi nilai dan manfaat bagi pengembangan studi Islam pada
umumnya Semoga kiranya makalah yang banyak kelemahan ini membawa manfaat yang besar dan
memberikan sumbangan yang berarti bagi pengembangan pendidikan Islam pada masa sekarang dan yang akan
datang.
.
Tulungagung, Februari 2013
Penulis
A. PENDAHULUAN
Kualitas sumber daya manusia yang tangguh, unggul,
kreatif dan berdaya saing tinggi merupakan aset yang sangat penting bagi
kehidupan. Perbedaan kualitas sumber daya manusia antara seseorang, kelompok
usaha atau suatu bangsa dengan bangsa lain menyebabkan perbedaan dalam
penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan. Hal ini menyebabkan
perbedaan dalam penguasaan bidang ekonomi, politik, sosial, pertahanan dan
keamanan. Bangsa yang mempunyai kualitas SDM tinggi akan berada di garda depan
dan dapat memimpin dunia ini. Sebaliknya, mereka yang mempunyai kualitas SDM
rendah akan tertinggal, ditinggalkan dan terpinggirkan di arena percaturan
kehidupan dunia. Mereka yang mempunyai kualitas SDM unggul akan menjadi penentu
bagi jalannya kehidupan ekonomi, politik dan militer.
Pendidikan adalah salah satu sarana untuk
meningkatkan kualitas SDM. Karena itu, kualitas pendidikan pada semua jenjang
dan jenis harus ditingkatkan. Kendati keadaan perekonomian kita saat ini sedang
dilanda krisis dan resesi, tetapi sektor pendidikan harus tetap mendapat
prioritas. Sebab kalau tidak kualitas SDM semakin terpuruk, yang pada
gilirannya membuat bangsa kita semakin tertinggal.
Untuk mengenyam pendidikan, terutama jenjang
pendidikan menengah dan tinggi tidak selalu harus pergi ke sekolah atau kampus,
yang berdaya tampung sangat terbatas. Seiring dengan kemajuan teknologi
komunikasi dan pemanfaatan jaringan internet, dimungkinkan untuk bisa
memperoleh pendidikan jarak jauh. Apalagi Indonesia merupakan negara yang
terdiri atas beribu-ribu pulau dengan jumlah populasi penduduk yang sangat
banyak, sangat tepat untuk menjalankan pendidikan jarak jauh agar memperluas
kesempatan masyarakat dalam memperoleh pendidikan. Berlatar dari hal tersebut
dalam tulisan ini akan dibahas secara singkat mengenai open and distance
learning/pembelajaran jarak jauh.
A. PEMBAHASAN
1. Pengertian
Open and Distance Learning/Pembelajaran jarak jauh
Open and distance learning/Pembelajaran
jarak jauh (juga disebut juga pendidikan jarak jauh) merupakan pelatihan yang
diberikan kepada peserta atau siswa yang tidak berkumpul bersama di satu tempat
secara rutin untuk menerima pelajaran secara langsung dari instruktur.
Bahan-bahan dan instruksi-instruksi detail yang bersifat khusus dikirimkan atau
disediakan untuk para peserta yang selanjutnya melaksanakan tugas-tugas yang
akan dievaluasi oleh instruktur. Dalam kenyataannya dapat dimungkinkan
instruktur dan peserta tersebut terpisah tidak hanya secara geografis namun
juga waktu.[1]
Pendidikan jarak jauh didasarkan pada dasar
pemikiran bahwa murid adalah pusat proses pembelajaran, bertanggung jawab
terhadap pembelajaran mereka sendiri, dan berusaha sendiri di tempat mereka
sendiri. Hal ini adalah merupakan kepemilikan dan otonomi[2]
Pembelajaran jarak jauh adalah proses transfer
pengetahuan untuk pelajar (siswa) yang dipisahkan dari instruktur (guru) dengan
waktu dan/atau jarak fisik sehingga membuat penggunaan komponen teknologi,
seperti video, internet, CD, kaset, dan bentuk teknologi lainnya untuk mencapai
pembelajaran. “Pembelajaran jarak jauh” dan “pendidikan jarak jauh” adalah
istilah yang digunakan dalam pendidikan dan teknologi pembelajaran.[3]
Pembelajaran jarak jauh memungkinkan para peserta
mengambil kelas kapanpun dan dimanapun. Hal ini memungkinkan mereka untuk
menyesuaikan pendidikan dan pelatihannya dengan tanggung jawab dan
komitmen-komitmen lainnya, seperti keluarga dan pekerjaan. Ini juga memberi
kesempatan kepada para peserta yang mungkin tidak dapat belajar karena keterbatasan waktu, jarak atau
dana untuk ikut serta. Dan juga memungkinkan subyek-subyek yang dianggap tidak
begitu umum diajarkan tersedia bagi lebih banyak peserta.
Pembelajaran jarak jauh dapat sangat efektif,
khususnya bagi para peserta yang lebih dewasa dan memiliki motivasi kuat untuk
mengejar sukses dan senang diberi kepercayaan melakukan proses belajar secara
mandiri. Namun demikian, kesuksesan paket Pembelajaran Jarak Jauh, yang
meninggalkan ketaatan pada jadwal seperti pada proses pembelajaran tatap muka,
bukanlah merupakan suatu pilihan yang mudah baik bagi instruktur maupun peserta
didik.
2. Kelebihan
dan Kekurangan Open and distance learning/Pembelajaran jarak jauh:[4]
Kelebihan
|
Kekurangan
|
·
Logistik
yang mudah — yang dibutuhkan adalah komunikasi yang baik
·
Mengurangi
pengeluaran tambahan, seperti untuk ruang kelas dan staf pengajar
·
Peserta
didik dapat mengontrol kapan mereka belajar dan pada tahapan apa
·
Pembelajaran
jarak jauh dapat lebih dimungkinkan karena peserta didik dapat menyesuaikan
pelajarannya sambil bekerja
·
Memberikan
kesempatan yang luas dalam rangka pelayanan terhadap perbedaan individual
peserta didik. Mereka bisa belajar sesuai kemampuan masing-masing
·
Bahan
belajar sudah dipersiapkan dalam bentuk modul oleh pengelola
·
Memberikan
kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk belajar mandiri dan secara
aktif, sehingga mereka lebih dalam pemahamannya melalui kegiatan internal,
diskusi dan pemantapan mandiri
·
Lebih
efisien dan ekonomis, karena waktu belajar dapat disesuaikan dengan
ketersediaan waktu masing-masing peserta didik
·
keakuratan
dan kekinian materi pembelajaran. Mengingat, materi pembelajaran disimpan
dalam komputer, berarti materi itu mudah diperbarui sesuai dengan
perkembangan iptek. Kaum pembelajar dapat menanyakan hal-hal yang kurang
dipahami secara langsung kepada pengajar, sehingga keakuratan jawaban dapat
terjamin.
·
pembelajar
jarak jauh ini dapat dilaksanakan secara interaktif, sehingga menarik
perhatian pembelajar.
|
·
Tingginya
kemungkinan gangguan belajar. Karena sifat cara pendidikan jarak jauh ini
merupakan belajar mandiri, sehingga kemungkinan terjadi gangguan selama
belajar sangat mungkin, hal ini bergantung pada motivasi masing-masing
pembelajar. Demikian pula dengan kemungkinan terhentinya program
pembelajaran.
·
Dukungan
administratif untuk proses pembelajaran jarak jauh dibutuhkan untuk melayani
jumlah peserta didik yang mungkin sangat banyak
·
Beberapa
peserta merasa terasing karena jarak
·
Kurangnya
struktur dan kebutuhan akan motivasi/inisiatif yang tinggi dapat merupakan
tantangan (masalah) bagi para peserta
·
Persiapan
dan perencanaan program memerlukan waktu dan pembiayaan yang cukup banyak
·
Peserta
didik tidak dapat berinteraksi dan berkomunikasi langsung dengan pengajar,
seperti meminta penjelasan yang kurang dimengerti
·
Modul
disusun secara terpusat sehingga besar kemungkinan bahan yang disajikan
kurang relevan dengan kebutuhan peserta didik. Seperti bahasa yang sulit
dipahami, kurang jelas dalam mengilustrasikan, dan sebagainya.
·
Bisa
saja terjadi kesalahan visi dan persepsi terhadap tujuan yang ditentukan. Si
pembelajar merasa bahwa dia telah mencapai tujuan pembelajaran; sedangkan
pengajar/fasilitator masih menganggap belum tercapai sepenuhnya. Tetapi,
kesalahan visi dan persepsi ini dapat ditanggulangi, karena setiap akhir
paket pembelajaran diadakan evaluasi dan refleksi.
|
3.
Faktor Penting Keberhasilan Pembelajaran
Jarak Jauh
Terdapat beberapa faktor penting
keberhasilan pembelajaran jarak jauh:[5]
a.. Instruktur harus semangat dan konsisten (committed)
b. Tim harus melibatkan dukungan administratif
yang baik, tergantung pada jenis bahan dan metode-metode penyampaian yang
dipergunakan, serta staf perancangan dan pembuatan yang baik
c. Bahan-bahan pengajaran harus direncanakan
dengan baik sehingga mereka dapat diuji dan selalu tersedia. Sebagian besar
pekerjaan dilakukan sebelum bahan-bahan tersebut diterima oleh para peserta
d. Harus ada fasilitasi dan dorongan terhadap
interaksi peserta baik dengan instruktur maupun dengan para peserta sendiri
e. Pelatih harus tetap berkomunikasi secara rutin
dengan semua peserta didik
f. Kemampuan untuk menggunakan setiap teknologi
yang digunakan merupakan keharusan. Harus diujikan dan dijelaskan kepada para
peserta sepenuhnya sehingga mereka mereka mengenali dengan baik dan merasa
nyaman dengannya
g. Masalah-masalah komunikasi dan teknis harus
diselesaikan begitu muncul
h. Instruktur perlu menggunakan berbagai metode
interaksi dan feedback (misalnya komunikasi satu per satu conference calls,
snail-mails, e-mail, video dan komunikasi tatap muka dengan
menggunakan komputer (computer conferencing)
i. Para peserta dapat menyimpan buku hariannya
mengenai pandangan-pandangan mereka terhadap kemajuan dan isi dari kursus
tersebut dan selanjutnya mengirimkan atau menyampaikan secara berkala
j. Sangat
penting untuk dapat melakukan kursus langsung tatap muka paling tidak satu
kali, yang akan lebih baik bila dilakukan diawal dalam rangka membantu para
peserta terbiasa dengan rutinitas pembelajaran jarak jauh dan untuk memberikan
beberapa arahan mengenai teknik-teknik belajar
4. Media
Yang Digunakan Dalam Pembelajaran Jarak Jauh
Adapun
media-media yang digunakan dalam pembelajaran jarak jauh adalah sebagai
berikut:
1. Media
Cetak,, contohnya: buku panduan belajar, pamflet, brosur, peta
2. Siaran
Radio
3. Telekonference
Audio
4. Siaran
Televisi
5. Media
pribadi/personal, contohnya: Video/VCD, audio kaset
6. Komputer/Internet
5. Pemanfaatan
Internet Dalam Pembelajaran Jarak Jauh
Dapat dilakukan dalam beberapa cara, antara
lain adalah sebagai berikut:[6]
a. Chatting (dialog elektronik): tutor dan satu atau
lebih peserta didik dapat secara bersamaan berdialog menggunakan teks atau
suara melalui internet. Melalui chatting, proses telekomunikasi berlangsung
secara bersamaan (sinchronous) dan umpan balik tidak tertunda. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah
sebagai berikut:
1. Baik tutor
atau peserta didik memiliki alamat e-mail masing-masing.
2. Tutor atau peserta didik telah mendapat pelatihan
cara berdialog secara elektronik (chatting)
3. Tutor dan peserta didik memanfaatkan salah satu
operator internet yang menyediakan fasilitas chatting (misal http:www.yahoo.com).
4. Tutor dan
peserta didik menentukan jadwal kapan chatting melalui operator internet
tersebut dapat dilakukan.
5. Selanjutnya Tutor dan peserta didik dapat
berdiskusi berkaitan dengan topik yang telah disepakati mereka secara bersama.
b. Electronic Mail (e-Mail); tutor dan peserta didik
dapat saling berikirim surat secara elektronik melalui e-mail. Beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam berkoresponden secara elektronik adalah sebagai
berikut:
1.
Baik tutor atau peserta didik memiliki alamat e-mail masing-masing.
2.Tutor atau peserta didik telah mendapat pelatihan
cara berkoresponden secara elektronik (e-mail).
3. Peserta didik bertanya kepada tutor dengan cara
mengirim e-mail ke alamat tutornya untuk mendapatkan umpan balik.
4. Tutor memberikan tugas/pertanyaan dengan cara
mengilim e-mail ke alamat peserta didiknya untuk dijawab/dikerjakan.
5. Peserta
didik dan peserta didik lain saling bertukar informasi, ide dan lain-lain
dengan cara saling berkirim e-mail.
c. Mailing
List (Millist); Mailing list adalah perpanjangan penerapan e-mail. melalui
mailinglist satu surat elektronik dapat ditujukan kepada beberapa alamat e-mail
yang telah terdaftar di mailinglist tersebut sekaligus. Beberapa hal yang harus
diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Baik tutor atau peserta didik memiliki alamat
e-mail masing-masing.
2. Tutor atau peserta didik telah mendapat pelatihan
cara berkoresponden kelompok (mailing list).
3. Tutor membuat suatu alamat millist dan memasukan
semua alamat e-mail peserta didiknya kedalam millist tersebut.
4.Tutor dapat mengirim informasi atau melontarkan
masalah untuk didiskusikan melalui millist tersebut sehingga secara bersamaan
semua peserta didik yang terdaftar dalam millist tersebut dapat menerima
informasi yang sama.
5.Begitu pula sebaliknya, peserta didik dapat
mengirim informasi atau melontarkan masalah untuk didiskusikan melalui millist
tersebut sehingga secara bersamaan semua anggota millist dapat memperoleh
informasi yang sama.
6. Manfaat
pembelajaran terbuka dan jarak jauh
Sementara manfaat yang telah dapat dirasakan dibidang
teknis, sosial dan ekonomi, metode pembelajaran terbuka dan jarak jauh juga
memiliki manfaat secara pedagogis diantaranya:
1. Bagi
pelajar,pembelajaran terbuka dan jarak jauh berarti lebih banyak kesempatan
untuk mengakses informasi dengan demikian kesempatan untuk belajar dan
kualifikasi terbuka lebih luas,hambatan yang teratasi dengan metode belajar
terbuka dan jarak jauh tidak hanya mencakup geografis/jarak, tetapi juga
membebaskan dari kendala pribadi, hambatan budaya dan sosial serta kurangnya
infrastruktur pendidikan;
2. Bagi
mahasiswa,sering dijadikan sebagai alternatif yang lebih murah apabila
dibandingkan dengan program konvensional,hal itu disebabkan banyak orang yang
tidak bisa meninggalkan pekerjaan mereka dalam rangka untuk belajar, pada
pendidikan terbuka dan jarak jauh pelatihan dapat dikombinasikan dengan
kerja,mungkin bisa dianggap sebagai pendekatan yang lebih berpusat pada
pelajar, dengan tingkat fleksibilitas yang lebih besar dengan berbagai pilihan
secara pribadi maupun organisasi dari program pembelajaran;
3. Bagi
pengusaha,pembelajaran terbuka dan jarak jauh dipandang menawarkan metode
pengorganisasian pembelajaran dan pengembangan profesional di tempat kerja,
yang sering dirasa lebih fleksibel dan menghemat biaya perjalanan,menempatkan
antara perusahaan dan karyawan sebagai coinvestment (Uang dan waktu)
dalam mengejar tujuan bersama, berdasarkan nilai-nilai dan budaya, Hal ini
meningkatkan produktivitas yang mendukung pengembangan komunikasi yang terkait
dengan pekerjaan dan keterampilan,dengan terpenuhinya jumlah karyawan yang
terlatih melalui pembelajaran terbuka dan jarak jauh sehingga efektif
biaya;
4. Bagi para
majikan,meningkatkan ketersediaan karyawan yang mengikuti program
pelatihan,keuntungan ini juga untuk peserta dan pengusaha sehingga dirasa
penting dari perspektif pemerintah,sebenarnya secara tradisional pemerintah
telah memperkenalkan penyediaan pendidikan terbuka dan jarak jauh dalam rangka
membuka kesempatan untuk mengakses pendidikan dan pelatihan,memberikan
kesempatan untuk pembaruan, pelatihan dan pengayaan secara pribadi untuk
meningkatkan efektivitas biaya dan sumber daya pendidikan,meningkatkan kualitas
dan memantapkan kapasitas berbagai struktur pendidikan yang ada.
Dalam dua puluh tahun terakhir pembelajaran terbuka dan
jarak jauh telah mendapatkan pengakuan terkait manfaatnya, adapun
beberapa manfaatnya adalah:
1. Menyeimbangkan
ketimpangan antar kelompok usia;
2. Memperluas
akses pendidikan tanpa batasan geografis;
3. Memberikan
kampanye pendidikan kepada penonton dalam jumlah yang besar;
4. Memberikan
pelatihan dengan cepat dan efisien bagi kelompok sasaran;
5. Memperluas
kapasitas pendidikan dan multidisiplin kepada subjek didaerah;
6. Menawarkan
kombinasi pendidikan dengan pekerjaan dan kehidupan keluarga;
7. Mengembangkan
kompetensi kependidikan yang terus-menerus;
8. Meningkatkan
pengalaman kependidikan tingkat internasional;
9. Meningkatkan
kualitas pelayanan pendidikan yang ada.
B. PENGEMBANGAN
PENDIDIKAN ISLAM
Internet sebagai sebuah jaringan universal, dengan
berbagai aplikasi yang berjalan di atasnya, memungkinkan untuk penyelenggaraan
pendidikan berbasis e-learning, sehingga dengan demikian akan membuka
peluang bagi lembaga pendidikan untuk memperluas kesempatan belajar bagi
siapapun yang memenuhi persyaratan. Dengan menerapkan konsep dasar domain
teknologi pengajaran (domain of instructional technology), maka e-Learning
merupakan suatu peluang dan tantangan bagi lembaga pendidikan untuk mulai
mengimplementasi Information Technology (IT)-Based education.
Dalam rangka untuk memperluas kesempatan belajar
tersebut, Departemen Pendidikan Nasional, melalui beberapa kebijakan telah
melahirkan program-program pendidikan berbasis IT, seperti hadirnya Jaringan
Pendidikan Nasional (Jardiknas), INHERENT (Indonesia Higher Education Network),
dan beberapa program hibah TIK lainnya, disamping model pendidikan jarak jauh
yang telah eksis seperti Universitas Terbuka (UT).[7]
UT (Universitas Terbuka) menerapkan sistem belajar
jarak jauh dan terbuka. Istilah jarak jauh berarti pembelajaran tidak dilakukan
secara tatap muka, melainkan menggunakan media, baik media cetak (modul) maupun
non-cetak (audio/video, computer/internet, siaran radio dan televisi). Makna
terbuka adalah tidak ada pembatasan usia, tahun ijazah, masa belajar, waktu
registrasi, dan frekuensi mengikuti ujian. Batasan yang ada hanyalah bahwa
setiap mahasiswa UT harus sudah menamatkan jenjang pendidikan menengah atas
(SMA atau yang sederajat). Dengan demikian, Pendidikan jarak jauh didasarkan
pada dasar pemikiran bahwa murid adalah pusat proses pembelajaran, bertanggung
jawab terhadap pembelajaran mereka sendiri, dan berusaha sendiri di tempat
mereka sendiri.[8]
Mahasiswa UT diharapkan dapat belajar secara
mandiri. Cara belajar mandiri menghendaki mahasiswa untuk belajar atas prakarsa
atau inisiatif sendiri. Belajar mandiri dapat dilakukan secara sendiri ataupun
berkelompok, baik dalam kelompok belajar maupun dalam kelompok tutorial. UT
menyediakan bahan ajar yang dibuat khusus untuk dapat dipelajari secara
mandiri. Selain menggunakan bahan ajar yang disediakan oleh UT, mahasiswa juga
dapat mengambil inisiatif untuk memanfaatkan perpustakaan, mengikuti tutorial
baik secara tatap muka maupun melalui internet, radio, dan televisi, serta
menggunakan sumber belajar lain seperti bahan ajar berbantuan komputer dan
program audio/video. Apabila mengalami kesulitan belajar, mahasiswa dapat
meminta informasi tentang bantuan belajar kepada Unit Program Belajar Jarak
Jauh Universitas Terbuka (UPBJJ-UT) setempat.
Belajar mandiri dalam banyak hal ditentukan oleh
kemampuan belajar secara efektif. Kemampuan belajar bergantung pada kecepatan
membaca dan kemampuan memahami isi bacaan. Untuk dapat belajar mandiri secara
efektif, mahasiswa UT dituntut memiliki disiplin diri, inisiatif, dan motivasi
belajar yang kuat. Mahasiswa juga dituntut untuk dapat mengatur waktunya dengan
efisien, sehingga dapat belajar secara teratur berdasarkan jadwal belajar yang
ditentukan sendiri. Oleh karena itu, agar dapat berhasil belajar di UT, calon
mahasiswa harus siap untuk belajar secara mandiri.[9]
Sasaran dari Millennium Development Goal (MDG) di
antaranya mengurangi kemiskinan, meraih pendidikan dasar yang universal,
mempromosikan kesetaraan jender dan memberdayakan perempuan yang seluruhnya
harus dicapai pada tahun 2015. Sebagai konsekwensi, Indonesia sebagai negara
yang sedang berkembang perlu bekerja keras untuk meningkatkan akses pendidikan
kepada masyarakat dan memperbaiki mutu pendidikan. Di samping itu, Indonesia
telah mengambil bagian dalam Dakar Framework for Action pada tahun 2000 untuk
memperingati 10 tahun Education for All (EFA), terutama sekali dalam
meningkatkan akses pendidikan kepada mereka yang memiliki keterbatasan
fasilitas karena kemiskinan
Meskipun demikian, kondisi pendidikan adalah
Indonesia masih memprihatinkan untuk secara penuh mencapai kedua sasaran MDG
dan EFA. Sebanyak 686574 (16,89%) mereka yang lulus dari SD/MI tidak bisa melanjutkan ke jenjang SMP;/MTs; 738,314 (24,88%) dari mereka yang lulus dari
SMP/MTs tidak bisa melanjutkan ke jenjang SMA/MA; 846,449 (46,55%) yang lulus dari SMA/MA tidak
bisa melanjutkan ke jenjang universitas. Sebanyak 799490 (2,75%) drop out dari
SD/MI; 239074 (2,49%) drop out dari SMP/MTs; dan 177403 (2,90%) drop out dari
SMA/MA (Depdiknas, 2005). Di samping itu, indeks pembangunan manusia (HDI)
hanya membaik sebanyak 1-1,5% setiap tahun, misalnya dari 65% (2002) menjadi 68,7% (2004); dari 68,7% (2004) menjadi 69,6%
(2005) (BPS, 2005).Situasi ini menunjukkan bahwa model pendidikan konvensional
masih belum cukup untuk membantu meningkatan akses pendidikan dan memperbaiki
mutu pendidikan di Indonesia.[10]
Sebagai konsekwensi, Indonesia perlu menemukan suatu
cara yang kreatif untuk memecahkan masalah ini. Salah satu dari
alternatif-alternatif adalah dengan menerapkan pendidikan jarak jauh
sebagaimana yang sudah dipelopori oleh Universitas Terbuka, hanya sekarang
dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (ICT), terutama sekali
ditujukan pada pesantren dan masyarakat di lingkungan mereka. Pesantren dipilih
karena merupakan pendidikan berbasis masyarakat dengan jumlah mencapai lebih
dari 5.000 di seluruh Indonesia (UNICEF,
2006). Institusi pendidikan ini mempunyai peran yang strategis untuk membantu
melebarkan akses pendidikan dan memperbaiki mutu pendidikan. Pesantren dapat
membantu mendorong pendidikan formal untuk membuatnya lebih responsif dan dan
akuntabel kepada masyarakat dengan penekanan dimuatan dan
ketrampilan-ketrampilan lokal, mendorong keikutsertaan masyarakat dalam
mendukung pendidikan wajib dan untuk menunjukkan kepada masyarakat resiko putus
sekolah bagi anak-anak.
Program ini juga sejalan dengan program Jardiknas
(Jejaring Pendidikan Nasional) yang diluncurkan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono pada bulan Maret 2007. Jaringan berbasis internet ini ditujukan untuk
menghubungkan 533 pusat di 33 provinsi, 441 kota/kabupaten, dan lebih 3.600
sekolah menengah atas, lebih dari 84 universitas, dan 61 kantor pendidikan di
seluruh negeri. Hingga sekarang, jaringan Internet dan Intranet telah
dikembangkan di 10 provinsi di Jawa, Sumatra Barat, Kalimantan Selatan, Bali
dan Sumatra Selatan. Jaringan sudah diinstall di 25% dari seluruh SMA/SMK/Madrasah
Aliyah di seluruh Indonesia. Pada jenjang universitas, jaringan tertentu sudah
dibangun dengan nama Inherent (Indonesan Higher Education Network). Spektrum
permasalahan yang luas mulai dari pendidik dan peserta didik, rehabilitasi
sekolah, hingga kondisi geografis memang telah mendorong pengembangan jaringan berbasis ICT.
Indonesia merupakan negara dengan penduduk keempat
terbesar di dunia dengan 247 juta jiwa
dan dengan keaneka ragaman etnis, geografi, bahasa-bahasa lokal dengan 17 ribu pulau.
Kondisi ini telah membuka jalan bagi satu pertukaran dan deliveri pengetahuan,
perspektif dan pengalaman dengan memanfaatkan ICT. Karena itu, Pendidikan Jarak
Jauh Untuk Transformasi Masyarakat Islam Melalui Pesantren akan membantu
melebarkan lingkup Jardiknas pemerintah. Pesantren yang mengambil bagian dalam
proyek percobaan ini adalah
• PP Hasyim
Asy'ari di Jepara (Jawa Tengah),
• PP
Raudhatul Falah di Rembang (Jawa Tengah),
• PP Al
Kinaniyah di Jakarta Timur (DKI
Jakarta),
• PP
Annizamiyyah di Pandeglang (Banten),
• PP
Miftahulhuda Al Musri' di Cianjur (Jawa Barat)
• PP Al
Mizan di Majalengka (Jawa Barat),
• PP Nurul
Jadid di Probolinggo (Jawa Timur)
• PP Nurul
Islam di Jember (Jawa Timur).
Sebagian dari pesantren ini dipilih karena angka
kemiskinan yang tinggi, angka partisipasi sekolah yang rendah, indeks pembangunan manusia yang
rendah; dan sebagian juga karena faktor jaringan yang sudah terbentuk antara
International Center for Islam and Pluralism (ICIP dan Ford Foundation.
Untuk mewujudkan program ini, bagaimanapun,
sedikitnya ada empat tantangan yang harus dihadapi.
• Pertama,
pada umumnya pendidikan Indonesia secara tradisional berbentuk interaksi tatap
muka. Dengan demikian, pengenalan tentang proyek pendidikan jarak jauh berbasis
teknologi menuntut suatu perubahan dari pola pembelajaran yang serba
ketergantungan menjadi lebih mandiri.
• Kedua,
motivasi untuk belajar dengan menggunakan fasilitas modern untuk belajar dirasa
masih rendah di beberapa komunitas terutama sekali di daerah yang miskin di
mana anak-anak masih perlu bekerja di kebun untuk membantu orang tua memenuhi
kebutuhan dasar mereka.
• Ketiga,
banyak pesantren di Indonesia yang belum terbiasa dengan teknologi informasi
yang digunakan di dalam program ini karena tidak adanya
keterampilan-keterampilan dan pengetahuan untuk memanfaatkannya.
• Keempat,
proyek perlu mendesain suatu model dari kerangka program seperti kurikulum,
modul dan metodologi pembelajaran yang paling relevan kepada
kebutuhan-kebutuhan lokal dan membangkitkan semangat yang tinggi untuk
mempromosikan kesadaran pentingnya pendidikan. Pada setiap pesantren, kebutuhan
dari masyarakat bervariasi. Oleh karena itu, implementasi dari program ini boleh jadi diterapkan di setiap
pesantren secara berbeda-beda. Program ini perlu mengembangkan suatu kurikulum
yang dapat menghasilkan pengetahuan dan ketrampilan-ketrampilan tertentu
seperti akuntansi dan manajemen dalam satu pesantren, yang mungkin tidak
diperlukan di pesantren yang lain.
C. KESIMPULAN
Seiring perkembangan kemajuan zaman dan tuntutan
kebutuhan itu maka perlu mengembangkan sistem pendidikan yang lebih terbuka,
lebih luwes, dan dapat diakses oleh siapa saja yang memerlukan tanpa memandang
usia, jender, lokasi, kondisi sosial ekonomi, maupun pengalaman pendidikan
sebelumnya. sistem tersebut juga mampu meningkatkan mutu pendidikan secara
merata. Sistem pendidikan tersebut adalah sistem pendidikan terbuka atau sistem
belajar jarak jauh, yang merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional.
Sistem belajar jarak jauh adalah suatu model pembelajaran yang tidak terikat
oleh segala peraturan yang mengikat seperti pada pendidikan konvensional.
Sistem pembelajaran jarak jauh ini merupakan suatu
perubahan besar dalam dunia pendidikan. Perkembangan komputer dan media
komunikasi telah menghapus batasan ruang dan waktu yang ada. Terobosan ini
membuat kita dapat mendapatkan ilmu pengetahuan dimanapun dan kapanpun
Pembelajaran
jarak jauh dapat sangat efektif, khususnya bagi para peserta yang lebih dewasa
dan memiliki motivasi kuat untuk mengejar sukses dan senang diberi kepercayaan
melakukan proses belajar secara mandiri. Namun demikian, kesuksesan paket
Pembelajaran Jarak Jauh, yang meninggalkan ketaatan pada jadwal seperti pada
proses pembelajaran tatap muka, bukanlah merupakan suatu pilihan yang mudah
baik bagi instruktur maupun peserta didik.
Daftar Rujukan
Bates,
A.W. Technology, open learning, and
distance education. New York: Routledge,1995.
_______, Open and
Distance Learning: Trend, Policy, and Strategy Considerations. Paris:
UNESCO, 2002
Munir. Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis TIK. Bandung:
Alfabeta
Suryo,
Roy. Information Technology ang
Communication Technology for Open and Distance Learning.
Jakarta: Pustekom-SEAMOLEC, 2001
Sudjana, D. Strategi Pembelajaran. Bandung : Falah Production, 2000.
http://www.ica-sae.org/trainer/indonesian/p11.htm,
online, diakses 1 Oktober 2012
http://www.studygs.net/indon/disted.htm,
online,
diakses 1 Oktober 2012
http://www.isetyawan.web.ugm.ac.id/soft/TUGAS%20AKHIR.doc,
online, diakses 1
Oktober 2012
http://10091fda.blogspot.com/2011/03/apa-saja-kelebihan-kekurangan-belajar.html,
online, diakses 1 Oktober 2012
http://www.ica-sae.org/trainer/indonesian/p11.htm,
online, diakses 1 Oktober 2012
http://arjunabelajar.wordpress.com/2011/05/22/pembelajaran-jarak-jauh/,
online, diakses 1 Oktober 2012
http://ilmukomputer.org/2008/03/29/pengembangan-model-pembelajaran-jarak-jauh/,
online, diakses 1 Oktober 2012
http://www.ut.ac.id/mahasiswa-dan-alumni/strategi-belajar.html,
online, diakses 1 Oktober 2012
http://www.ut.ac.id/tentang-ut.html,
online, diakses 1 Oktober 2012
http://indonesia.pesantrenglobal.org/index.php?option=com_content&task=view&id=15&Itemid=40,
online, diakses 1 Oktober 2012
[1] http://www.ica-sae.org/trainer/indonesian/p11.htm,
online, diakses 1 Oktober 2012
[4]
http://10091fda.blogspot.com/2011/03/apa-saja-kelebihan-kekurangan-belajar.html,
online, diakses 1 Oktober 2012
[5]
http://www.ica-sae.org/trainer/indonesian/p11.htm,
online, diakses 1 Oktober 2012
[6]
http://arjunabelajar.wordpress.com/2011/05/22/pembelajaran-jarak-jauh/,
online, diakses 1 Oktober 2012
[7]
http://ilmukomputer.org/2008/03/29/pengembangan-model-pembelajaran-jarak-jauh/,
online, diakses 1 Oktober 2012
[8]
http://www.ut.ac.id/mahasiswa-dan-alumni/strategi-belajar.html,
online, diakses 1 Oktober 2012
[10]http://indonesia.pesantrenglobal.org/index.php?option=com_content&task=view&id=15&Itemid=40,
online, diakses 1 Oktober 2012